Pengertian dan Karakteristik Kepemimpinan dalam Manajemen
Pengertian dan Karakteristik Kepemimpinan dalam Manajemen - Dalam sebuah manajemen, kepemimpinan memegang peranan penting untuk menggerakkan roda perusahaan. Kepemimpinan yang efektif akan melahirkan perusahaan yang mampu berkompetisi dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang kepemimpinan menjadi keharusan yang tak terelakan.
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
Setahun berlalu. Kembalilah putra mahkota ini menemui si orang bijak. “ Apa yang sudah engkau pelajari ?” tanya orang bijak. “ Saya sudah belajar bahwa inti kepemimpinan adalah mendengarkan, “jawabnya.” Lantas, apa saja yang sudah engkau dengarkan ?” “Saya sudah mendengarkan bagaimana burung-burung berkicau, air mengalir, angin berhembus, dan srigala melolong di malam hari,” jawabnya. “Kalau hanya itu yang engkau dengarkan berarti engkau belum memahami arti kepemimpinan. Kembalilah ke hutan dan tinggalah di sana setahun lagi, “kata si orang bijak itu.
Walaupun penuh keheranan, putra mahkota ini kembali mengikuti saran tersebut. Setahun berlalu dan kembalilah ia pada si orang bijak. “Apa yang sudah kau pelajari” kata orang bijak. “Saya sudah mendengarkan suara matahari memanasi bumi, suara bunga-bunga yang mekar merekah, serta suara rumput yang menyerap air. “Kalau begitu engkau sekarang sudah siap menggantikan ayahmu. Engkau telah memahami hakekat kepemimpinan,” kata si orang bijak sambil memeluk sang putra mahkota.
Dari cerita ini terdapat beberapa yang perlu direnungkan bagi siapa pun yang akan menjadi seorang pemimpin, yaitu:
Pada dasarnya, kepemimpinan bukan saja persoalan kecakapan dengan basis intelektualitas yang tinggi. Tetapi kepmimpinan pun merupakan seni atau “gaya” yang khas dari seseorang dalam mempengaruhi orang lain, sehingga orang yang dipengaruhi mau dan sukarela menurut apa yang diinginkan oleh pimpinan. Namun demikian, kepemimpinan akan memiliki nilai yang tinggi apabila di dalamnya menggabungkan antara intelektualitas dan seni (art).
PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
Sebagian orang berargumentasi bahwa karakteristik personal menentukan keberhasilan kepemimpinan seseorang. Karakteristik personal seperti kompetensi mental yang superior (berkemampuan tinggi), kematangan emosi, dan keterampilan mengatasi masalah. Mereka mengklaim bahwa tidak ada karakteristik kepemimpinan yang ada adalah l karakteristik personal yang berorientasi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan dampak yang diharapkan.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
1. Pendekatan Sifat-Sifat (Traits Approach)
Dalam sejarah dan perkembangannya, studi tentang karakteristik kepemimpinan, dikenal dengan “Traits Theory” (teori sifat). Teori atau pendekatan ini memfokuskan pembahasannya kepada faktor-faktor yang menyumbangkan kepada efektifitas kepemimpinan. Pendekatan ini mengasumsikan attribut-atribut seperti inisiatif, dominasi sosial dan ketabahan (persistence) merupakan faktor utama dalam keberhasilan dan kegagalan kepemimpinan.
Ralp stogdill, salah satu ahli kepemimpinan, membedakan pemimpin dan pengikut, yang efektif dan tidak efektif. Pemimpin dicirikan oleh dorongan kuat untuk tanggung jawab, dan penyelesaian pekerjaan, semangat, pantang mundur dalam mendapatkan tujuan, suka “beresiko”, dan mempunyai keaslian (originalitas) dalam penyelesaian masalah, dorongan untuk mendorong inisiatif dalam situasi sosial, percaya diri, identitas diri (jati diri), kemauan untuk menerima akibat dari keputusan dan aksi, kesiapan untuk menghadapi tekanan (stress), kemauan untuk mentoleransi frustasi dan kelambatan, kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang dan kapasitas untuk menstruktur (membuat) sistem interaksi sosial dalam mencapai.
2. Pendekatan keperilakuan (Behavioral Approach)
Dalam pendekatan ini dapat dilihat pola tingkah laku pemimpin untuk mempenmgaruhi karyawannya. Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi kepada tugas atau kepada hubungan antar karyawan. Menurut pendekatan ini, kepemimpinan terdiri atas empat sistem, yaitu:
KARAKTERISTIK PERSONAL DALAM KEPEMIMPNAN
Banyak karakteristik personal muncul berhubungan dengan efektifitas manajerial. Kita akan melihat beberapa karakteristik personal yang utama yang secara signifikan menyumbangkan efektifitas kepemiminan. Karakteristik personal tersebut adalah kepandaian yang superior, kematangan emosi, dorongan motivasi, keterampilam mengatasi masalah, ekterampilan manajerial, keterampilan kepemimpinan dan keinginan untuk memimpin.
Pemimpin yang efektif seringkali mengukur kemajuannya dalam bentuk kuantitatif: berapa banyak uang dia hasilkan, berapa banyak promosi dia peroleh dan berapa banyak bawahan yang dia punya. Dalam banyak hal, pemimpin yang mempunyai motivasi tinggi akan mengembangkan bawahannya untuk mempunyai motivasi yang tinggi pula.
Karakteristik yang berkaitan dengan tugas untuk pemimpin yang efektif sebagaimana diutarakan oleh Stogdill, di dalamnya berupa inisiatif, keinginan untuk berhasil, orientasi tugas, dorongan untuk tanggung jawab dan tanggung jawab dalam mengejar tujuam.
Sedangkan beberapa karakteristik sosial dari pemimpin yang efektif adalah kemampuan administrasi, keterampilan interpersonal (menjalin hubungan aau komnikasi), fleksibilitas (tact) dan diplomasi, kemampuan untuk bekerjasama (cooperativeness) dan ketertarikan (attractiveness).
PERILAKU KEPEMIMPINAN
Sejauh ini paling tidak ada 4 (empat) gaya perilaku kepemimpinan, yaitu: otoritarian, paternalistik, partisipatif, dan laissez-faire.
1. Kepemimpinan otoritarian
2. Kepemimpinan paternalistik
3. Kepemimpinan partisipatif
4. Kepemimpinan laissez-faire
PERILAKU KEPEMIMPINAN YANG UMUM
Dengan menggunakan kuesioner yang meminta responden untuk mendiskripsikan dengan siapa dia bekerja sedikit lebih baik. Manajer yang mempunyai LPC yang tinggi:
Sekian artikel tentang Pengertian dan Karakteristik Kepemimpinan dalam Manajemen. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
Melalui artikel ini diharapkan mampu memahami tentang pengertian kepemimpinan, karakteristik personal dan - karakteristik kepemimpinan yang berkaitan dengan efektifitas manajerial termasuk superior intelligence, kematangan emosi, dorongan motivasi, keterampilan problem-solving, keterampilan manajerial dan kepemimpinan, dll.
KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
- Pengantar
Setahun berlalu. Kembalilah putra mahkota ini menemui si orang bijak. “ Apa yang sudah engkau pelajari ?” tanya orang bijak. “ Saya sudah belajar bahwa inti kepemimpinan adalah mendengarkan, “jawabnya.” Lantas, apa saja yang sudah engkau dengarkan ?” “Saya sudah mendengarkan bagaimana burung-burung berkicau, air mengalir, angin berhembus, dan srigala melolong di malam hari,” jawabnya. “Kalau hanya itu yang engkau dengarkan berarti engkau belum memahami arti kepemimpinan. Kembalilah ke hutan dan tinggalah di sana setahun lagi, “kata si orang bijak itu.
Walaupun penuh keheranan, putra mahkota ini kembali mengikuti saran tersebut. Setahun berlalu dan kembalilah ia pada si orang bijak. “Apa yang sudah kau pelajari” kata orang bijak. “Saya sudah mendengarkan suara matahari memanasi bumi, suara bunga-bunga yang mekar merekah, serta suara rumput yang menyerap air. “Kalau begitu engkau sekarang sudah siap menggantikan ayahmu. Engkau telah memahami hakekat kepemimpinan,” kata si orang bijak sambil memeluk sang putra mahkota.
Dari cerita ini terdapat beberapa yang perlu direnungkan bagi siapa pun yang akan menjadi seorang pemimpin, yaitu:
- Syarat utama kepemimpinan adalah kemampuan mendengarkan. Manusia diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Ini adalah isyarat bahwa kita perlu mendengar dua kali sebelum berbicara satu kali. Mulut juga didesain tertutup sementara telinga kita dibuat terbuka. Ini juga pertanda bahwa kita harus sering memutup mulut dan membuka telinga.
- Seorang pemimpin bahkan dituntut untuk dapat mendengarkan hal-hal yang tak bisa didengarkan, menangkap hal-hal yang tak dapat ditangkap, serta merasakan hal-hal yang tak dapat dirasakan oleh orang kebanyakan.
- Seorang pemimpin perlu mendengarkan dengan mata. Inilah tingkat kedua mendengarkan. Karena jika hanya mendengarkan dengan telinga itu adlah hal yang bisa.
- Seorang pemimpin perlu mendengarkan dengan hati. Inilah tingkat mendengarkan yang tertinggi. Artinya, seorang pemimpin harus peka terhadap hal-hal sekecil apapun dan dapat menangkap apa yang menjadi perasaan bawahannya.
Pada dasarnya, kepemimpinan bukan saja persoalan kecakapan dengan basis intelektualitas yang tinggi. Tetapi kepmimpinan pun merupakan seni atau “gaya” yang khas dari seseorang dalam mempengaruhi orang lain, sehingga orang yang dipengaruhi mau dan sukarela menurut apa yang diinginkan oleh pimpinan. Namun demikian, kepemimpinan akan memiliki nilai yang tinggi apabila di dalamnya menggabungkan antara intelektualitas dan seni (art).
![]() |
image source: |
baca juga: Memahami Ruang Lingkup Job Redesign dan Job Enrichment
PENGERTIAN PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN
- Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan-kecakapan di satu bidang, sehingga dia mmpu menpengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu atau beberapa tujuan.
- Pemimpin dalam pengertian yang lebih luas ialah seorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain, atau melalui prestise, kekuasaan ataui posisi.
- Pemimpin adalah pemandu, penujuk, penuntun, dan komandan.
- Kepemimpinan atau leadership adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang terorganisir dalam usaha-usaha menentukan tujuan dan mencapainya.
- Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang untuk mengarahkan usaha-usaha mereka untuk memperoleh kemajuan dalam mengejar tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
- Kepemimpinan adalah proses dengan mana seorang agen menyebabkan seorang bawahan bertingkah laku menurut satu cara tertentu.
- Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang agar mereka mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
- Seorang agen, yaitu pendukung kekuasaan dan pelaksana dari kepemimpinan/leadership.
- Suatu proses (cara berlangsungnya suatu pristiwa) di mana pemimpin tengah menggerakan suatu kegiatan.
- Bawahan yang melakukan tugas-tugas dan peranan, sesuai dengan ketentuan konvensi (permufakatan, penjanjian, persetujuan) yang diterimanya.
- Bertingkah lakunya bawahan seperti yang diharapkan oleh pimpinan dan konvensi yang ada.
- Cara atau sistem tertentu, dibantu dengan tata kerja, norma-norma, aturan, sanksi-sanksi dan insentif kerja.
- Kemampuan, yaitu segenap daya, kesanggupan, kecakapan dan kekuatan yang terdapat pada individu untuk bertingkah laku; khususnya dalam hal ini untuk bertingkah laku sebagai pemimpin perusahaan, usaha, bisnis dan industri.
- Kewibawaan, yaitu kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga seseorang mampu mengatur, membawa, memimpin dan memerintah orang lain.
- Kekuasaan, yaitu kekuatan, otoritas, legalitas, pengaruh mengatur dan mengarahkan pengikutnya. Kekuasaan pemimpin bisa berasal dari:
- kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
- Sifak dan sikapnya yang unggul sehingga mempunyai kewibawaan dan kekuasaan terhadap penganut-penganutnya
- Memiliki informasi, pengetahuan dan penmgalaman yang luas dan lebih banyak
- Pandai bergaul dan berkomunikasi; human relation yang baik.
Sebagian orang berargumentasi bahwa karakteristik personal menentukan keberhasilan kepemimpinan seseorang. Karakteristik personal seperti kompetensi mental yang superior (berkemampuan tinggi), kematangan emosi, dan keterampilan mengatasi masalah. Mereka mengklaim bahwa tidak ada karakteristik kepemimpinan yang ada adalah l karakteristik personal yang berorientasi satu dengan yang lainnya untuk menghasilkan dampak yang diharapkan.
PENDEKATAN DALAM KEPEMIMPINAN
1. Pendekatan Sifat-Sifat (Traits Approach)
Dalam sejarah dan perkembangannya, studi tentang karakteristik kepemimpinan, dikenal dengan “Traits Theory” (teori sifat). Teori atau pendekatan ini memfokuskan pembahasannya kepada faktor-faktor yang menyumbangkan kepada efektifitas kepemimpinan. Pendekatan ini mengasumsikan attribut-atribut seperti inisiatif, dominasi sosial dan ketabahan (persistence) merupakan faktor utama dalam keberhasilan dan kegagalan kepemimpinan.
Ralp stogdill, salah satu ahli kepemimpinan, membedakan pemimpin dan pengikut, yang efektif dan tidak efektif. Pemimpin dicirikan oleh dorongan kuat untuk tanggung jawab, dan penyelesaian pekerjaan, semangat, pantang mundur dalam mendapatkan tujuan, suka “beresiko”, dan mempunyai keaslian (originalitas) dalam penyelesaian masalah, dorongan untuk mendorong inisiatif dalam situasi sosial, percaya diri, identitas diri (jati diri), kemauan untuk menerima akibat dari keputusan dan aksi, kesiapan untuk menghadapi tekanan (stress), kemauan untuk mentoleransi frustasi dan kelambatan, kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang dan kapasitas untuk menstruktur (membuat) sistem interaksi sosial dalam mencapai.
2. Pendekatan keperilakuan (Behavioral Approach)
Dalam pendekatan ini dapat dilihat pola tingkah laku pemimpin untuk mempenmgaruhi karyawannya. Perilaku pemimpin ini dapat berorientasi kepada tugas atau kepada hubungan antar karyawan. Menurut pendekatan ini, kepemimpinan terdiri atas empat sistem, yaitu:
- Exploitative authoritative, yaitu bercirikan tidak ada kepercayaan kepada bawahan. Pemimpin ini selalu menggunakan ancaman dan hukuman kepada karyawan.
- Benevolent authoritative, yaitu sedikit kepercayaan kepada bawahan tetapi hubungan seperti seorang tuan dengan budaknya dan masih mengguakan ancaman dan hukuman dalam pelaksnaan tugas. Komunikasi terjalin sedikit teapi tetap berdasarkan ketidakpercayaan.
- Consultative, yaitu berdasarkan kepercayaan kepada bawahan tetapi tidak penuh. Proses pengambilan keputusan untuk hal yang penting tetap berada ditangan pemimpin, tetap kepercayaan yang dibangun sudah merupakan dasar komunikasi.
- Partisipative, yaitu sistem yang ideal ada kepercayaan yang penuh dari atasan. Percaya diri dan kreativitas karyawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat terbuka, hubungan antar karyawan lancar dan suasana perusahaan sehat dan segar.
Banyak karakteristik personal muncul berhubungan dengan efektifitas manajerial. Kita akan melihat beberapa karakteristik personal yang utama yang secara signifikan menyumbangkan efektifitas kepemiminan. Karakteristik personal tersebut adalah kepandaian yang superior, kematangan emosi, dorongan motivasi, keterampilam mengatasi masalah, ekterampilan manajerial, keterampilan kepemimpinan dan keinginan untuk memimpin.
- Kepandaian yang superior
- Kematangan emosi
- Dorongan motivasi
Pemimpin yang efektif seringkali mengukur kemajuannya dalam bentuk kuantitatif: berapa banyak uang dia hasilkan, berapa banyak promosi dia peroleh dan berapa banyak bawahan yang dia punya. Dalam banyak hal, pemimpin yang mempunyai motivasi tinggi akan mengembangkan bawahannya untuk mempunyai motivasi yang tinggi pula.
- Keterampilan mengatasi masalah
- Keterampilan manajerial
- Keterampilan teknis (technical skill) adalah pengetahuan tentang bagaimana sesuatu itu bekerja. Ini sangat penting untuk manajer tingkat terendah seperti penyelia (supervisor). Misalnya, seorang supervisor tidak hanya memiliki kemampuan mempengaruhi bawahanya, tetapi ia pun mempunyai kemampuan teknik seperti mengoperasikan mesin atau peralatan lainnya.
- Keterampilan berhubungan dengan manusia (Human skill) adalah pengetahuan tentang bagaimana berhubungan dengan manusia. Ini sangat penting untuk manajer tingkat menengah yang harus memimpin manajer lainnya. Tanpa pemahaman yang solid tentang area perilaku ini seperti komunikasi antar pribadi, motivasi, konseling, dan mengarahkan, manajer menengah tidak akan efektif dalam memimpin bawahannya.
- Keterampilan konseptual (conceptual skill) adalah pengetahuan tentang bagaimana semua bagian-bagian organisasi dan departemen cocok antara satu dengan yang lainnya (fit togrther). Keterampilan ini meliputi banyak kegiatan, dari memformulasikan tujuan-tujuan organisasi, kebijakan dan prosedur, mengembangkan teknik-teknik untuk menangani tata alir kerja (work flow), mengkoordinasikan yang tampaknya tidak terkait tetapi dapat membantu organissi beroperasi sebagai unti yang terintegrasi.
- Keterampilan kepemimpinan
Karakteristik yang berkaitan dengan tugas untuk pemimpin yang efektif sebagaimana diutarakan oleh Stogdill, di dalamnya berupa inisiatif, keinginan untuk berhasil, orientasi tugas, dorongan untuk tanggung jawab dan tanggung jawab dalam mengejar tujuam.
Sedangkan beberapa karakteristik sosial dari pemimpin yang efektif adalah kemampuan administrasi, keterampilan interpersonal (menjalin hubungan aau komnikasi), fleksibilitas (tact) dan diplomasi, kemampuan untuk bekerjasama (cooperativeness) dan ketertarikan (attractiveness).
- Keinginan untuk memimpin
Sejauh ini paling tidak ada 4 (empat) gaya perilaku kepemimpinan, yaitu: otoritarian, paternalistik, partisipatif, dan laissez-faire.
PERILAKU KEPEMIMPINAN YANG UMUM
- Memotivasi bawahan untuk menjadi “self-leaders” dan memotivasi dan mengarahkan diri sendiri.
- Mendukung pegawai dan memberi bantuan dan pedoman yang diperlukan.
- Dapat mengambil keputusan.
- Tidak menjanjikan yang tidak dapat dipenuhi.
- Memuji orang di depan orang lain jika melakukan pekerjaan dengan baik dan memberi peringatan secara pribadi jika mereka membuat kesalahan.
- Jika memungkinkan, mempromosikan orang dalam.
- MODEL KEPEMIMPINAN KONTINGENSI
- Fiedler’s Contingency Model
Dengan menggunakan kuesioner yang meminta responden untuk mendiskripsikan dengan siapa dia bekerja sedikit lebih baik. Manajer yang mempunyai LPC yang tinggi:
- Perseorangan cenderung berorientasi pada hubungan.
- Mendapatkan kepuasan yang tinggi dengan membangunhubungan personal yang dekat dengan anggota kelompok.
- Cenderung berorientasi kepada tugas, dan
- Mendapatkan banyak kepuasan dari penyelesaian pekerjaan, walaupun harus menghadapi resiko buruknya hubungan interpersonal dengan pegawai.
- Hubungan pemimpin dan anggota sangat penting. Pemimpin yang dipercayai oleh bawahan dapat mempengaruhi kinerja kelompok apapun kedudukannya. Sebaliknya, pemimpin yang tidak dipercaya harus tergantung dari posisi power (kekuasaannya) untuk menyelesaikan pekerjaannya.
- Struktur tugas adalah tingkatan di mana tugas kepemimpinan diprogramkan sedemikian rupa dalam bentuk “step-by-step fashion”. Jika tugas terstruktur dengan baik, pemimpin tahu apa yang harus dilakukan, jika ada masalah organisasi akan membantu. Tetapi jika pekerjaan tidak terstruktur, tidak ada solusi yang tepat, dan pemimpin sangat tergantung pada hubungan personal untuk memaksa kelompok melakukan dengan caranya.
- Posisi power pemimpin adalah otoritas yang diberikan pada posisi pemimpin. Sebagai contoh, presiden mempunyai power yang lebih dari wakil presiden, dan kepala divisi mempunyai power lebih dari kepala unit.
- The Managerial Grid
- gaya manajerial adalah manajer dengan perhatian yang rendah untuk manusia dan pekerjaan.
- gaya manajerial dimana sorang pemimpin dengan perhatian yang tinggi untuk pekerjaan dan rendah untuk manusia.
- gaya manajerial adalah pemimpin dengan perhatian tinggi untuk manusia dan rendah untuk pekerjaan.
- gaya manajerial dimana pemimpin mempunyai kepedulian yang moderat baik untuk manusia dan pekerjaan.
- gaya manajerial adalah pemimpin dengan perhatian tinggi untuk manusia dan pekerjaan.
- Path-Goal Theory
- Pemimpin dapat memperbaiki motivasi bawahan dengan membuat ganjaran (reward) untuk kinerjanya lebih menarik. Dengan memberikan kenaikan gaji, promosi, dan pengenalan, pemimpin dapat meningkatkan preferensi pegawai dengan kemajuan yang harus diraih.
- Jika tugas pegawai didefinisikan dengan buruk, pemimpin dapat meningkatkan motivasi dengan menyediakan pegawasan yang membantu , pelatihan, dan kejelasan tujuan.
- Jika pekerjaan bawahan sudah terstruktur dengan baik, misalnya dalam kasus pekerja assembling atatu masinis, pemimpin harus menahan diri untuk memperkenalkan struktur yang baru. Daripada mencemaskan pekerjaan, pemimpin harus lebih meluangkan waktu dengan memperhatikan kebutuhan pribadi dengan memberikan perhatian, pujian dan dukungan.
Sekian artikel tentang Pengertian dan Karakteristik Kepemimpinan dalam Manajemen. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
- Hunsaker, Philip L. & Alessandra, Anthony J., The art of Managing People, Simon & Schuster Inc., New York, 1980.
- Hodgetts, Richard M., Modern Human Relations At Work, The Dryden Press Harcourt Brace Jovanovich, Fort Worth, TX, 1993.
- Effendy, Onong Uchjana. Human Relations & Public Relations dalam Manajemen. Alumni Bandung, 1993.
Open Comments
Close Comments