Pengertian Psikometri dan Sejarah Perkembangan Psikometri
Pengertian Psikometri dan Sejarah Perkembangan Psikometri - Artikel ini akan membahas mengenai pengertian psikometri dan pengukuran psikologis, sejarah perkembangan psikometri dan pengukuran psikologis, proses pengukuran psikologis, instrumen pengukuran psikologis, aturan, etika, dan bias pada pengukuran psikologi. Melalui artikel ini diharapkan dapat memahami pengertian dan sejarah perkembangan psikometri dan pengukuran psikologis, memahami proses dan instrument pengukuran psikologis, dan memahami administrasi dan etika pengukuran (tes).
Pengertian Psikometri dan Pengukuran Psikologis
Mengapa Psikometri?
Sejarah Perkembangan Psikometri dan Pengukuran Psikologis
Sebelum Abad ke-20
Abad ke-20
Budaya dan Pengukuran Psikologis
Henry Goddard: “budaya mempengaruhi hasil pengukuran psikologis”
Psychological Test VS Psychological Assessment
Psychological Assessment
Psychological assessment: proses mengumpulkan data-data yang terkait dengan aspek psikologis yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi psikologis melalui:
Psychological testing
Psychological testing merupakan proses pengukuran variabel-variabel yang terkait dengan aspek psikologis dengan instrumen (alat) serta prosedur tertentu yang dirancang untuk mendapatkan ‘sampel’ perilaku
è ALAT TEST PSIKOLOGI YANG SUDAH DIUJI
Proses Pengukuran Psikologis
Proses Konstruksi Alat Ukur Psikologis
Terdapat 5 tahapan konstruksi alat ukur (alat tes) psikologis:
Instrumen Pengukuran Psikologis
Aturan dan Etika Pengukuran Psikologi
Kualifikasi Tingkatan Tes-heading 1
Hak-hak Partisipan dalam Pengukuran Psikologis
Jenis-jenis Peran dalam Pengukuran Psikologis
Pengukuran Psikologis terhadap Partisipan dengan Keterbatasan
Sekian artikel tentang Pengertian Psikometri dan Sejarah Perkembangan Psikometri. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
Pengertian Psikometri dan Pengukuran Psikologis
Mengapa Psikometri?
- Pengukuran psikologis merupakan prosedur sistematis
- Pengukuran psikologis merupakan ‘sampel perilaku’
- Berkaitan dengan keperluan ‘empiris’ sampai ‘praktis’ yang dapat menjelaskan aspek kognitif, afektif, maupun hubungan interpersonal
- Hasil pengukuran psikologis akan dievaluasi dan dinilai
- Evaluasi hasil pengukuran psikologis umumnya memerlukan standar berdasarkan data-data empiris yang sudah ada
![]() |
image source: |
Sebelum Abad ke-20
- Jaman kerajaan Cina (Dinasti Han dan Dinasti Ming) à tes oral dan tertulis untuk evaluasi dan promosi kerja
- Charles Darwin dan individual differences
- dipengaruhi faktor hereditas dan lingkungan
- mendorong studi-studi psikologi dengan eksperimen mengunakan ‘alat tes’ modern seperti Francis Galton (klasifikasi manusia berdasarkan ‘natural gifts’) serta Wilheim Max Wundt (formulasi keahlian manusia)
- murid-murid Wundt yang terkenal dengan alat tesnya: Charles Spearman, Victor Henri, Emil Kraepelin, E. B. Titchener
Abad ke-20
- Pengukuran Inteligensi:
- Alfred Binet dan Victor Henri (memori dan komprehensi sosial);
- Alfred Binet dan Theodore Simon (30 item tes inteligensi Binet-Simon);
- David Wechsler (Wechsler Adult Intelligence Scale atau WAIS - - Simon-Binet Intelligence TestQ: “which one is prettier?”
- Pengukuran personality:
- Robert S. Woodworth (Woodworth Psychoneurotic Inventory – self-report test pertama);
- Hermann Rorschach (Rorschach inkblot test à self-projection test pertama)
Henry Goddard: “budaya mempengaruhi hasil pengukuran psikologis”
- Alat tes hanya cocok digunakan untuk ‘budaya’ tertentu, namun tidak dapat digunakan untuk ‘budaya lain’ (contoh: Stanford-Binet Intelligence Scale tidak dapat digunakan untuk anak-anak kaum minoritas di Amerika)
- Mendorong dibuatnya culture-spesific tests è revisi alat-alat tes dengan cara ‘isolasi’ variabel budaya pada alat tes
- Beberapa isu budaya yang mempengaruhi pengukuran psikologis:
- Komunikasi verbal
- Komunikasi non-verbal dan perilaku
- Standar evaluasi
Psychological Test VS Psychological Assessment
- Terminologi test dalam pengukuran psikologis ≠ dengan ‘ujian’
- Informasi yang berkaitan dengan aspek psikologis didapatkan melalui psychological assessment
- Terminologi psychological test dan psychological assessment pada penggunaan sehari-hari kedua terminologi tersebut seringkali disamakan, NAMUN BERBEDA!
Psychological Assessment
Psychological assessment: proses mengumpulkan data-data yang terkait dengan aspek psikologis yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi psikologis melalui:
- test,
- interview,
- studi kasus,
- observasi perilaku, serta
- instrumen- instrumen dan serangkaian prosedur pengukuran tertentu
Psychological testing
Psychological testing merupakan proses pengukuran variabel-variabel yang terkait dengan aspek psikologis dengan instrumen (alat) serta prosedur tertentu yang dirancang untuk mendapatkan ‘sampel’ perilaku
è ALAT TEST PSIKOLOGI YANG SUDAH DIUJI
- Tentukan tujuan pengukuran: diagnostik; prediksi; atau evaluasi
- Memilih instrumen yang tepat beserta sistem penilaian dan interpretasinya
- Pengukuran
- Scoring (penilaian)
- Interpretasi
Proses Konstruksi Alat Ukur Psikologis
Terdapat 5 tahapan konstruksi alat ukur (alat tes) psikologis:
- Konseptualisasi
- Konstruksi
- Uji coba
- Analisis
- Revisi
- Tes Psikologis
- Interview
- Portofolio (samples of one’s ability and accomplishment)
- Data kasus atau biografi (records, transcripts, and other accounts in written, pictorial, or other form that preserve archival information, official and informal accounts, and other data and items relevant to an assesse)
- Observasi Perilaku
- Role-Play Test
Aturan dan Etika Pengukuran Psikologi
- Undang-undang (Laws)
- Norma masyarakat
- Kualifikasi tes dan Administrator (test users)
- Target partisipan
- Hak-hak partisipan
Kualifikasi Tingkatan Tes-heading 1
- Level A: tes dapat diadministrasikan, skoring, dan diinterpretasi dengan panduan manual atau institusi tertentu (contoh: achievement atau proficiency tests).
- Level B: tes yang memerlukan pengetahuan konstruksi dan aturan penggunaan tes psikologis (contoh: aptitude tests)
- Level C: tes yang memerlukan pengetahuan khusus dan pengalaman administrator tes berkaitan dengan aspek psikologis yang akan diukur(contoh: projective tests, individual mental tests).
- informed consent: tujuan umum pengukuran; alasan pengukuran diberikan pada partisipan; tipe umum dari instrumen yang diberikan kepada partisipan
- hasil pengukuran
- kerahasiaan data
- terhindar dari label/stigma tertentu
Jenis-jenis Peran dalam Pengukuran Psikologis
- Instrumen disesuaikan dengan kebutuhan partisipan (misal: tulisan diubah ke dalam huruf Braille untuk tuna netra)
- Skoring disesuaikan dengan tingkatan partisipan agar dapat diukur (misal: menyesuaikan batasan skoring untuk penyandang autis)
- Interpretasi hasil pengukuran sesuai dengkondisi partisipan
Sekian artikel tentang Pengertian Psikometri dan Sejarah Perkembangan Psikometri. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
- Cohen, R. J., & Swerdlik, M. E. (2010). Psychological testing and assessment: An introduction to test and measurement. (7th ed.). Boston: McGraw Hill.
- Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS. (3rd ed.). New York: SAGE Publications, Ltd.
- Kaplan, R.M. & Saccuzzp, D.P. (2009). Psychological testing: Principles, applications, and issues. California: Wadsworth Cengage Learning
- Urbina, S. (2004). Essentials of psychological testing. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Posting Komentar untuk "Pengertian Psikometri dan Sejarah Perkembangan Psikometri"