Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian dan Bentuk Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Pengertian dan Bentuk Perubahan Sosial Menurut Para Ahli - Pengertian Perubahan Sosial secara umum adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Pengertian Perubahan Sosial Menurut Para Ahli

Definisi dan pengertian tentang perubahan sosial menurut para ahli diantaranya adalah sebagai berikut :

Gillin : Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Emile Durkheim : Perubahan sosial terjadi sebagai hasil dari faktor-faktor ekologis dan demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik, ke dalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh solidaritas organistik.

Kingsley Davis : Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat

Mac Iver : Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial (social relation) atau perubahan terhadap keseimbangan (ekuilibrium) hubungan sosial

William F. Ogburn : Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial

Tidak semua gejala-gejala sosial yang mengakibatkan perubahan dapat dikatakan sebagai perubahan sosial, gejala yang dapat mengakibatkan perubahan sosial memiliki ciri-ciri antara lain:

  • Setiap masyarakat tidak akan berhenti berkembang karena mereka mengalami perubahan baik lambat maupun cepat.
  • Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya.
  • Perubahan sosial yang cepat dapat mengakibatkan terjadinya disorganisasi yang bersifat sementara sebagai proses penyesuaian diri.
  • Perubahan tidak dibatasi oleh bidang kebendaan atau bidang spiritual karena keduanya memiliki hubungan timbal balik yang kuat.

Pengertian dan Bentuk Perubahan Sosial Menurut Para Ahli_
image source: www.opendemocracy.net
baca juga: Pengertian dan Contoh Stratifikasi Sosial Menurut Para Ahli

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial

1. Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi

Berdasarkan cepat lambatnya, perubahan sosial dibedakan menjadi dua bentuk umum yaitu perubahan yang berlangsung cepat dan perubahan yang berlangsung lambat. Kedua bentuk perubahan tersebut dalam sosiologi dikenal dengan revolusi dan evolusi.

a) Perubahan evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke masyarakat meramu.

Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas tentang evolusi, yaitu:
  • Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.
  • Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini, kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.
  • Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.


b) Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan.

Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat. Secara sosiologi, suatu revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain adalah:

  • Ada beberapa keinginan umum mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
  • Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut.
  • Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut, untuk kemudian merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan program dan arah bagi geraknya masyarakat.
  • Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya adalah bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak. Misalnya perumusan sesuatu ideologi tersebut.
  • Harus ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu saat di mana segala keadaan dan faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.

2. Perubahan Direncanakan dan Tidak Direncanakan

a) Perubahan yang Direncanakan
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah pengendalian dan pengawasan agent of change. Secara umum, perubahan berencana dapat juga disebut perubahan dikehendaki. Misalnya, untuk mengurangi angka kematian anak-anak akibat polio, pemerintah mengadakan gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN)atau untuk mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB).

b) Perubahan yang Tidak Direncanakan
Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak dikehendaki dan terjadi di luar jangkauan masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan, perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi, misalnya peristiwa banjir dan tanah longsor.

3. Perubahan Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil

Apa yang dimaksud dengan perubahan-perubahan tersebut dapat kamu ikuti penjabarannya berikut ini

a) Perubahan Berpengaruh Besar
Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi masyarakat. Sebagaimana tampak pada perubahan masyarakat agraris menjadi industrialisasi, pada perubahan ini memberi pengaruh secara besar-besaran terhadap jumlah kepadatan penduduk di wilayah industri dan mengakibatkan adanya perubahan mata pencaharian.

b) Perubahan Berpengaruh Kecil
Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.

Faktor Penyebab Perubahan Sosial

Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, baik yang menguntungkan atau positif maupun yang tidak menguntungkan atau negatif.

Contoh perubahan yang positif adalah perubahan pola pikir masyarakat dari pandangan yang menganggap bahwa banyak anak banyak rejeki menjadi dua anak saja cukup. Perubahan pola pikir itu membawa pengaruh yang positif bagi masyarakat, karena kesejahteraan dan pendidikan anak menjadi lebih terjamin.

Adapun perubahan yang menimbulkan pengaruh yang negatif, misalnya adalah penggunaan mesin-mesin industri untuk menggantikan tenaga manusia yang dapat menyebabkan munculnya pengangguran dalam masyarakat. Untuk dapat memahami lebih dalam mengenai perubahan sosial, perlu kiranya mengetahui mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab perubahan itu.

Perubahan bisa terjadi sebagai akibat adanya sesuatu yang oleh masyarakat dianggap sudah tidak memuaskan lagi. Selain itu mungkin juga disebabkan adanya faktor-faktor baru yang oleh masyarakat dianggap memiliki manfaat yang lebih besar bagi kehidupannya. Sementara itu Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor intern dan ekstern yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.

1. Faktor Intern

Faktor intern atau yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial adalah perubahan penduduk, penemuan baru, konflik, dan pemberontakan.

a) Perubahan Penduduk
Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah interaksi sosial dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan merubah pola pemikiran mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses perubahan. Di samping itu, perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah mengakibatkan kadar keramah-tamahan akan menurun, kelompok sekunder akan bertambah banyak jumlahnya, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk perubahan yang lainnya.

b) Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan dunia yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan karena meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi bagian setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan baru dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan yang besar (Horton, 1993: 212).

Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi berbagai proses berikut ini.

  • Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu atau serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru ataupun ide-ide baru.
  • Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Proses dari discovery menjadi invention sering tidak hanya melibatkan satu atau dua individu, tetapi serangkaian individu. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
  • Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu penemuan unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian masyarakat, serta cara-cara unsur baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian besar warga masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila unsur atau alat baru yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai secara luas oleh warga masyarakat.

Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai konsep discovery, invention, dan inovasi. Marilah kita simak bersama penjelasan berikut ini.
  • Ralph Linton, mengartikan discovery sebagai penemuan yang bersifat penambahan pada pengetahuan, dan invention sebagai penerapan dari pengetahuan tersebut.
  • Harison, menjelaskan discovery sebagai penemuan benda atau material baru dan bersifat dasar, artinya belum jadi karena belum memiliki bentuk. Sedangkan invention sebagai penemuan benda atau barang yang masih sederhana, namun sudah mempunyai konstruksi danbentuk tertentu, seperti penemuan kapak tangan buatan masyarakat yang berkebudayaan prasejarah.
  • Dixon, menyampaikan pengertian discovery dan invention secara lebih luas. Me­nu­­­rut­­­nya, baik discovery maupun invention keduanya dapat menimbulkan hasil yang bersifat materiil maupun nonmateriil. Dalam hal ini Dixon membedakan antara discovery dan invention dari sisi motivasi dan tujuan yang menunjukkan terdapatnya faktor-faktor yang memengaruhi inovasi, yaitu faktor kesempatan, pengamatan, penilaian, kebutuhan, dan keinginan.
  • Hobart Barnet, memandang inovasi sebagai rekombinasi dari ide-ide yang ada sebelumnya, kemudian membentuk ide baru. Atau dengan kata lain inovasi adalah konfigurasi mental yang ada pada individu tertentu.
  • Parsudi Suparlan, menyatakan bahwa discovery adalah suatu penemuan baru yang berupa persepsi mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua gejala atau lebih. Sedangkan invention adalah ciptaan baru yang berupa benda atau pengetahuan yang diperoleh melalui proses penciptaan yang didasarkan atas kombinasi dari pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda atau lainnya.

Ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk melakukan penemuan atau pembaruan terhadap suatu hal, di antaranya adalah sebagai berikut.
  • Kesadaran dari para individu akan adanya kekurangan dalam kebudayaannya. Individu tersebut berusaha untuk berbuat sesuatu guna mengisi dan memperbaiki kekurangan yang ada.
  • Mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan akan mendorong terjadinya penemuan baru. Apabila seorang ahli ingin meningkatkan mutu dari hasil karyanya, maka mendorongnya untuk senantiasa mengoreksi hasil karyanya itu.
  • Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong mutu. Misalnya dengan mutu yang dihasilkannya, maka seseorang itu akan mendapatkan penghormatan, kedudukan yang tinggi, harta kekayaan, dan lain-lain.
  • Adanya krisis dalam masyarakat. Banyak penemuan-penemuan baru yang dihasilkan ketika terjadi krisis dalam masyarakat.

Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imateriil) maupun jasmaniah (materiil) mempunyai pengaruh bermacam-macam terhadap kehidupan manusia.
  • Suatu penemuan baru tidak hanya menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu, melainkan seringkali memancar ke bidang lainnya.
  • Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari suatu lembaga ke lembaga yang lain.
  • Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya penemuan sepeda, sepeda motor, dan mobil menyebabkan dibangunnya jalan-jalan beraspal.
  • Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola perilaku sosial.

c) Konflik dalam Masyarakat
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri fisik, kepentingan, pendapat, status sosial Konflik dapat terjadi antar individu, antar kelompok, antara individu dengan kelompok, dan antargenerasi..

Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak selalu berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial. Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi konflik.

d) Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Dengan proklamasi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah, serta telah mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional dengan berbagai perubahan yang mengikutinya, mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, dan sebagainya.

2. Faktor Ekstern

Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri juga dapat bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam yang ada di sekitar masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.

a) Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat merusak alam.

Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah. Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.

b) Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa akibat yang berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang, karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.

c) Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama antarnegara serta sarana komunikasi dan informasi yang semakin canggih, seperti televisi, radio, dan internet memudahkan pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu negara. Akibatnya muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh kebudayaan itu.

Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain yang menyebabkan perubahan sosial adalah sebagai berikut.
  • Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Dengan demikian, di samping dipengaruhi, suatu masyarakat juga akan memengaruhi masyarakat lain. Akibatnya muncul kebudayaan baru yang merupakan perpaduan antara dua kebudayaan yang saling berhubungan. Misalnya wayang yang merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa dan Hindu (India).
  • Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa, seperti radio, televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini yang terjadi adalah pengaruh sepihak, di mana pengaruh hanya berasal dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa tersebut.
  • Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup berdampingan, namun saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain. Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik ataupun nonfisik.
  • Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah maju oleh kebudayaan yang masih rendah.


Paul B. Horton dan Chester L. Hunt menambahkan beberapa faktor yang turut menjadi penentu dan kadar perubahan sosial, yaitu lingkungan fisik, kontak dan isolasi, struktur sosial, sikap dan nilai, serta kebutuhan yang dianggap perlu.

1. Lingkungan Fisik
Sepanjang sejarah, banyak kelompok manusia mengubah lingkungan fisik mereka dengan melakukan migrasi. Migrasi ke lingkungan yang berbeda menimbulkan perubahan besar dalam segi kebudayaan. Hal semacam ini terjadi terutama pada masyarakat primitif yang kehidupan para anggotanya sangat tergantung langsung pada lingkungan fisik. Peradaban mempermudah perpindahan dan penerapan budaya pada lingkungan baru yang berbeda.

2. Kontak dan Isolasi
Masyarakat yang terletak di persimpangan jalan lalu lintas dunia selalu menjadi pusat perubahan. Karena kebanyakan unsur budaya dari masyarakat atau negara lain masuk melalui difusi, maka masyarakat yang mengadakan hubungan dengan masyarakat atau negara lain itulah yang mudah atau cenderung mengalami perubahan terlebih dahulu. Sedangkan daerah yang terisolasi merupakan pusat kestabilan, konservatisme, dan penolakan terhadap perubahan. Hampir semua suku yang sangat primitif juga merupakan suku-suku yang terisolasi.

3. Struktur Sosial
Struktur masyarakat memengaruhi kadar perubahan masyarakat secara halus dan pengaruhnya tidak dapat dilihat secara langsung. Meskipun birokrasi kadangkala digunakan untuk menekan perubahan (biasanya hanya berhasil untuk sementara waktu), namun ternyata birokrasi yang sangat terpusat justru sangat menunjang pengembangan dan difusi perubahan. Bilamana suatu kebudayaan sangat terintegrasi sehingga setiap unsur kebudayaan saling terkait satu sama lainnya dengan baik dalam sistem ketergantungan, maka perubahan akan sulit terjadi dan mengandung risiko yang besar.

4. Sikap dan Nilai-Nilai
Bagi kita, perubahan merupakan suatu hal yang biasa dan wajar selayaknya air yang mengalir. Hal itu berbeda dengan kebanyakan orang Barat yang memiliki kebanggaan apabila dapat melakukan perubahan, dalam arti menghasilkan penemuan-penemuan baru, serta bersikap progresif dan tidak ketinggalan zaman. Suatu masyarakat yang berubah secara cepat memiliki sikap berbeda terhadap perubahan. Sikap itu merupakan penyebab dan juga akibat dari perubahan yang sudah berlangsung.

Selain itu, masyarakat yang berubah secara cepat dapat memahami perubahan sosial. Para anggota masyarakatnya bersikap skeptis dan kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan tradisional mereka dan selalu berupaya melakukan eksperimen-eksperimen baru. Sikap seperti itu sangat merangsang saran dan penerimaan perubahan di kalangan anggota masyarakat.

5. Kebutuhan yang Dianggap Perlu
Kebutuhan bersifat subjektif. Kebutuhan dianggap nyata jika orang merasa bahwa kebutuhan itu memang nyata. Di banyak bagian dunia yang terbelakang dan kekurangan pangan, orang bukan saja memiliki kebutuhan objektif akan tambahan pangan, tetapi juga memerlukan berbagai jenis pangan. Jika orang belum merasa butuh, maka orang akan tetap menolak perubahan, dan hanya kebutuhan yang dianggap perlu oleh masyarakat yang memegang peran menentukan. Beberapa penemuan praktis terabaikan hingga saat masyarakat membutuhkan kegunaan dari penemuan tersebut.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Banyak faktor yang menghambat sebuah proses perubahan. Menurut Soerjono Soekanto, ada delapan buah faktor yang menghalangi terjadinya perubahan sosial, yaitu:
  1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
  3. Sikap masyarakat yang mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif.
  4. Adanya kepentingan pribadi dan kelompok yang sudah tertanam kuat (vested interest).
  5. Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan dan menimbulkan perubahan pada aspek-aspek tertentu dalam masyarakat.
  6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing, terutama yang berasal dari Barat.
  7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis.
  8. Adat dan kebiasaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah.

Beberapa Perubahan Sosial Besar Saat Ini

Peningkatan Populasi
Pergeseran populasi dunia dimulai sekitar tahun 1750 ketika populasi dunia meningkat mencapai 1 miliar pada tahun 1800. Tonggak ini diulangi oleh 1930-hampir satu abad kemudian-ketika populasi dunia mecapai 2 miliar. Populasi global mencapai 3 miliar pada tahun 1962 dan 4 miliar pada tahun 1974. Pertambahan penduduk dunia yang meningkat baru-baru ini telah melambat, namun planet kita tetap melewati angka 5 miliar pada tahun 1987 dan 6 miliar pada akhir tahun 1999

Distribusi Penduduk dan Urbanisasi
Satu lagi perubahan yang paling jelas saat ini terjadi adalah perubahan dalam distribusi populasi global antar negara. Dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadi proporsi yang lebih besar dari populasi dunia, meningkat dari 68 % pada tahun 1950 menjadi 82% pada tahun 2010, sementara penduduk negara-negara maju telah menurun dari 32 % dari total populasi dunia pada tahun 1950 menjadi 18% pada tahun 2010. China dan India terus menjadi negara berpenduduk terbesar, diikuti oleh Amerika Serikat di tempat ketiga. Memang, pertumbuhan penduduk di seluruh dunia melambat. Pertumbuhan populasi di antara negara-negara maju telah melambat sejak 1950-an , dan sekarang di pertumbuhan tahunan 0,3 %. Pertumbuhan penduduk antara negara-negara kurang berkembang termasuk yang paling maju juga telah melambat, sejak tahun 1960, dan sekarang di pertumbuhan tahunan 1,3 %. Pertumbuhan populasi di antara negara-negara berkembang belum benar-benar melambat, dan merupakan yang tertinggi di pertumbuhan tahunan 2,7 %.

Kerusakan Lingkungan Hidup
Peningkatan populasi dan distribusinya jelas menimbulkan perubahan sosial yang signifikan. Berbagai analisa dikemukakan untuk menanggulangi permasalahan ini. Di antara tokoh yang yang pendapatnya cukup dikenal dalam hal populasi adalah Malthus. Argumen utama Malthus adalah bahwa dunia kita sedang menuju ke arah kekacauan sosial. Karena populasi akan cenderung meningkat dalam deret ukur (2, 4, 8, 16, 32), sedangkan produksi pangan akan meningkat hanya dalam deret hitung (2, 3, 4, 5, 6) karena lahan pertanian terbatas.

Malthus menawarkan sebuah pelajaran penting. Tanah yang dihuni, air bersih, dan udara segar adalah sumber daya yang terbatas, dan saat ini, produktivitas ekonomi yang lebih besar telah mengambil korban lingkungan alam. Manusia di mana-mana harus menyadari bahaya peningkatan populasi yang tak terkendali. Akibat yang paling terasa adalah rusaknya lingkungan akibat keperluan manusia untuk bertahan dengan mengeksploitasi sumber daya alam.


Sekian artikel tentang Pengertian dan Bentuk Perubahan Sosial Menurut Para Ahli.

Posting Komentar untuk "Pengertian dan Bentuk Perubahan Sosial Menurut Para Ahli"